Kokohkan Semangat Ganti Presiden
Ketua-gnpf-ulama-ust-yusuf-muhammad-martak-sedang-memberikan-keterangan-kepada-media-bersama-dengan-jajaran-pengurus-gnpf-lainnya
JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Gerakan Nasional Penagawal Fatwa (GNPF) Ulama akan menggelar Ijtima Ulama jilid II pada hari ini Minggu (16/9). Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan bahwa Ijtima Ulama jilid II nanti sifatnya hanya akan mengokohkan semangat ganti presiden. "Ijtima Ulama II insya Allah akan dihadiri pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden, Pak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno serta partai-partai yang mendukung. Dan yang perlu dicatat yaitu semangat pergantian presiden. Jadi jelas, jangan ada pertanyaan apakah nanti akan bergeser (dukungan ke pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin),'' kata Yusuf Martak saat jumpa pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (13/9).
Dia pun menyatakan, Ijtima II nanti hanya akan membahas sejauh mana peran ulama untuk memenangkan pasangan Prabowo - Sandi. Jika kedua pihak sudah setuju, maka akan diakhiri dengan penandatanganan pakta integritas yang akan ditandatangani oleh paslon Prabowo-Sandi. Lalu, pakta integritas apa saja yang akan mengikat Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno di Ijtima Ulama II nanti? Ustad Dani Anwar, selaku sekretaris steering committee (SC) Ijtima Ulama II menegaskan bahwa perjanjian tersebut berisi 17 poin.
"Dalam acara nanti, kami akan mendengarkan apa yang menjadi program dari Prabowo - Sandi dan apakah sejalan dengan keinginan ulama. Setelah itu, kami meminta beliau menandatangani 17 poin yang ada di pakta integritas," ungkapnya kepada INDOPOS (Jawa Pos Group). Apa saja poin tersebut? Baik Yusuf Martak, ataupun Dani Anwar tidak mau menjelaskan hal tersebut. "Ya lihat saja nanti saat Ijtima Ulama II berlangsung," ucap Dani Anwar. Meski begitu, Dani Anwar mengungkapkan bahwa ke 17 poin itu sudah disepakati antara GNPF Ulama dengan paslon Prabowo Sandi. "Jadi nanti saat pelaksanaan Ijtima, Pak Prabowo Sandi tinggal menandatangani saja," ucapnya.
Untuk menentukan pakta integritas itu pun, ungkap Dani, sempat berjalan alot antara GNPF dengan Prabowo. "Pada 16 Agustus lalu, GNPF Ulama menemui Prabowo di kediamannya. Diterima pukul 8 malam. Saat itu kami sudah membawa 16 poin. Sempat terjadi pembahasan yang cukup alot walau akhirnya paslon setuju. Bahkan setelah diskusi justru bertambah 1 poin menjadi 17 poin perjanjian," ungkapnya.
Sementara Yusuf Martak kembali berkomentar bahwa pada Ijtima Ulama II nanti peserta yang diundang lebih banyak dari ijtima ulama pertama. Jika yang pertama ada sebanyak 500 peserta, maka ijtima kedua akan mengundang 1.000 orang peserta. "Peserta jumlahnya lebih besar, kalau tidak salah 1.000 orang dari berbagai daerah. Ijtima pertama hanya 500 orang peserta," tuturnya Dia pun menjelaskan bahwa acara ini sengaja dibuat dikarenakan Prabowo tidak mengindahkan apa yang menjadi rekomendasi di awal Ijtima pada 27-29 Juli 2018 lalu.
Pada Ijtima Ulama I untuk Komisi Bidang Politik menghasilkan dua rekomendasi untuk pasangan capres-cawapres yang akan didukung oleh ulama di Pilpres 2019. Yakni untuk pasangan pertama adalah Prabowo dengan Habib Salim Segaf Al Jufri, dan pasangan kedua adalah Prabowo dengan Ustaz Abdul Somad. "Dikarenakan adanya pasangan yang tidak terakomodir, hingga kemudian muncul nama Bapak Prabowo dan Sandiaga Salahudin Uno, maka kita melakukan ijtima ulama kedua," ucap Yusuf Martak. (Net/Hen)
Tulis Komentar